Mengapa Harus Peduli Rohingya? Ini Jawaban Menggetarkan ISMI Ikatan Santri Alumni Al-Muhajirin (ISMI)
PURWAKARTA, ByTheWay Article - Pemberitaan muslim Rohingya kembali memuncak di Tanah Air. Muslim di Indonesia ramai-ramai menyatakan duka cita atas konflik yang seakan tanpa hentinya tersebut.
Ikatan Santri Alumni Al-Muhajirin (ISMI) yang berbasis di Purwakarta turut memberikan pernyataan sikap keras atas tragedi kemanusiaan paling keji, terutama yang menimpa muslim dari suku Rohingya ini.
Kenapa muslim Indonesia harus peduli atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di perbatasan antara Bangladesh dengan Myanmar tersebut?
Ketua ISMI Ustadz Marfu Muhyidin Ilyas, MA menjawab, Islam mengajarkan persaudaraan universal tanpa membeda-bedakan ras, bahasa dan negara.
Selama dia muslim maka dia adalah saudara. Persaudaraan dlm Islam diikat oleh kesamaan tauhid, yaitu hanya bertuhan kepada Allah swt dan mengakui serta mengikuti kenabian Muhammad saw.
‘’Tauhid inilah yang menjadi magnet satu rasa dan satu nasib antar umat Islam di dunia. Jadi bukan ttg Indonesia atau Myanmar ttp ttg kesamaan tauhid dan kesatuan iman,’’ kata abi Marfu yang juga penulis buku ‘’Rahasia Shalat Khusyuk’’ ini.
Dijelaskan lebih jauh, secara khusus tentang penyikapan musibah yg menimpa muslim, memang terdapat perintah Nabi saw secara khusus agar Muslim yang lain ikut peduli.
Nabi saw mengancam sikap diam dan acuh terhadap kesulitan sesama muslim akan membuat seseorang tidak diakui sebagai umat Nabi SAW.
Menurutnya, juga terdapat anjuran agar umat Islam bersikap seperti satu tubuh. Jika satu sakit maka yg lain harus ikut sakit.
‘’Kesempurnaan Islam seseorang akan membuat dia berbuat sesuatu utk saudaranya yg kesulitan. Jadi memang kepedulian umat Islam tdk bisa dibendung oleh siapapun krn itu adalah fitrah dan titah,’’ kata ustadz yang kerap mengisi ceramya rutin di radio ini.
Dijelaskan Ustadz Marfu lebih jauh, hal terbaik bagi Indonesia sebagai negara adalah melakukan upaya politik dan diplomatif yg aktif agar pembantaian segera dihentikan dan kedamaian segera terjadi.
‘’Sebagai warga negara yang muslim maka kita wajib upaya sesuai kapasitas masing-masing. Haram bersikap diam. Minimal dg berdoa secara umum atau secara khusus melalui qunut nazilah,’’ jelas abi Marfu.
Tentu saja, lanjut kepala SMA Plus Al-Muhajirin ini, umat Islam juga harus cerdas jgn terpancing amarah lalu menimbulkan masalah baru, bukan menyelesaikan masalah.
Marfu menegaskan, ISMI adalah bagian dr umat Islam. Isinya adalah para alumni pesantren alias santri. Tentu ISMI harus jadi teladan bagi masyarakat dalam masalah kepeduliaan thdp umat dan terhadap agama.
Maka dalam masalah ini pun bukan hanya kepedulian untujk saudara muslim dan kutukan untuk pihak yang membantai saudara muslim di Rohingnya yang disuarakan ISMI, tapi juga mengingatkan umat Islam Indonesia untuk selalu memastikan sikapnya tetap berada pada koridor syariat.
‘’Jangan terpancing menjadi anarkis dengan merusak kehidupan manusia lain. Pandai memilah mana hoax mana fakta tentang Rohingnya,’’ jelas abi Marfu.
Jika umat Islam Indonesia tidak peduli Rohingnya maka yang rugi Indonesia sendiri. Akan jatuh kualitas keislamannya di hadapan Allah swt dan Rasul-Nya.
‘’Adapun Rohingya, insya Allah umat Islam dari belahan dunia lainnya masih dan akan terus banyak yang peduli. Indonesia juga akan kehilangan martabatnya sbg negeri muslim terbesar di dunia,’’ tegas abi Marfu.